Quantcast
Channel: Notebook / Laptop – Jagat Review
Viewing all 671 articles
Browse latest View live

Review Lenovo IdeaPad C340 (AMD Ryzen): Laptop Convertible Murah Siap Gaming

$
0
0

Di pasar Indonesia, Lenovo menawarkan banyak pilihan spesifikasi untuk Laptop 2-in-1/Convertible terbaru mereka – IdeaPad C340. Hingga saat ini setidaknya kami menemukan lima pilihan spesifikasi Laptop Lenovo IdeaPad C340 dengan harga jual mulai 5 jutaan rupiah. Satu dari lima tipe Lenovo IdeaPad C340 tersebut menghadirkan prosesor AMD Ryzen di dalamnya. Menariknya, kombinasi Hardware yang ditawarkan ternyata membuat Lenovo IdeaPad C340 tersebut tidak hanya cocok untuk produktivitas harian tetapi juga masih dapat diandalakan untuk memainkan Game terlepas ia hadir dengan Form Factor yang dapat berubah menjadi Tablet.

Lenovo IdeaPad C340 versi AMD Ryzen ditenagai prosesor Ryzen 3 3200U dengan konfigurasi 2-Core/4-Thread. Tentunya di dalam APU tersebut telah ditanam unit pengolah grafis Radeon Vega 3 Graphics. Menariknya, Lenovo IdeaPad C340 ini tidak hanya dilengkapi RAM 8 GB tipe DDR4-2400 tetapi juga telah dikonfigurasi Dual Channel yang membuat performa keseluruhan Ryzen 3 3200U menjadi optimal. Tidak sampai disitu saja, Laptop dengan harga di bawah 8 juta rupiah ini juga dilengkapi Storage SSD dengan kapasitas 256 GB sehingga membuat sistem terasa gesit dan responsif saat digunakan. Sementara untuk komponen layar 14 inci memiliki resolusi 1366 x 768 piksel yang tentunya sudah memiliki kemampuan TouchScreen. Dengan harga seperti itu, siapa menyangka Lenovo ideaPad C340 memberikan bonus menarik yaitu sebuah Stylus yang cocok untuk aktivitas menggambar atau menulis. Laptop ini juga datang dengan fitur keamanan yang lengkap seperti Privacy Shutter dan sensor sidik jari.

Pengujian kami pada Lenovo IdeaPad C340 versi AMD Ryzen ini menunjukkan hasil yang menarik. Performa Ryzen 3 3200 di Software Cinebench R15 tampak tidak mengalami gejala Throttling yang berarti. Bahkan Laptop+Tablet ini masih mampu menjalankan Game lancar dengan tingkat Frame Rate lumayan tinggi. Daya tahan baterainya pun memuaskan dengan torehan sekitar 8 jam di pengujian kami. Simak pembahasan lebih lengkap Lenovo IdeaPad C340 versi AMD Ryzen pada video berikut ini.


Beli “Laptop Mahal”, Kenapa Tidak?

$
0
0

Mungkin Anda pernah bertanya-tanya mengapa ada dua Laptop dengan spesifikasi Hardware mirip satu sama lain tetapi memiliki perbedaan harga jual hingga beberapa kali lipat. Atau mungkin juga Anda merasa bingung mengapa ada orang yang rela mengeluarkan anggaran hingga puluhan juta rupiah untuk membeli sebuah Laptop dengan spesifikasi Hardware jauh lebih rendah dibandingkan Laptop Gaming. Yap! Begitulah kira-kira apa yang terjadi saat sebuah produk Laptop kelas Premium dibandingkan.

HP Spectre x360 13 (2018)

Laptop kelas Premium memang memiliki harga jual “tidak biasa”. Bahkan untuk sejumlah orang Laptop kelas Premium memiliki harga jual yang tergolong tidak masuk akal. Akan tetapi dibalik harga Laptop kelas Premium yang dapat mencapai hingga lebih dari 20 juta, banyak keunggulan yang ditwarkan yang mungkin sulit atau tidak ditemukan pada produk Laptop dengan harga lebih rendah. Bahkan jika apa yang ditawarkan oleh Laptop kelas Premium itu dibutuhkan oleh orang yang memilikinya, uang yang dikeluarkan bukan tidak mungkin akan sepadan atau malah terasa murah. Lalu apa saja alasannya? Sebagai contoh kita ambil HP Spectre Folio dan Spectre x360

HP Spectre Folio 13

Salah satu keunggulan Laptop kelas Premium adalah material bodi yang digunakan. Laptop kelas Premium seperti HP Spectre Folio dan Spectre x360 telah menggunakan material logam yang membuat bodi menjadi kokoh. Bahkan pada Spectre Folio ditambahkan material kulit hewan asli yang membuat kelas Laptop ini naik lebih tinggi lagi. Dengan bodi sekokoh itu Laptop kelas Premium juga dituntut agar memiliki bobot seringan mungkin bahkan jika memungkinkan dapat mendekati 1 kg. Laptop kelas Premium juga dituntut harus sangat nyaman digunakan mulai dari layar, Keyboard, dan lainnya. Performa juga dituntut tetap tinggi dengan daya tahan baterai sangat lama.

Pada video berikut ini kami membahas mengapa ada saja orang yang merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli Laptop kelas Premium seperti lini HP Spectre.

Laptop Gaming RTX 2060 & Core i7-9750H Murah Banget: Review Omen by HP 15 (2019)

$
0
0

Gaming merupakan salah satu kata kunci pada laptop yang sering dicari oleh konsumen yang hobi bermain game. Untuk itu, HP dengan lini gamingnya, OMEN menawarkan OMEN by HP 15-dh0105TX bagi konsumennya. Laptop ini dibekali dengan berbagai fitur terbaru yang sangat mendukung aktivitas gaming penggunanya.

OMEN by HP 15-dh0105TX kali ini dibekali dengan prosesor Intel Core i7-9750 yang memiliki konfigurasi 6-Core/12-Thread. Selain itu, laptop ini sudah dilengkapi dengan RAM berkapasitas 16GB tipe DDR4-2666 dengan konfigurasi dual-channel. Laptop ini menggunakan kombinasi dua storage untuk solusi penyimpanannya. Terdapat SSD dengan kapasitas 512 GB dan HDD dengan kapasitas 1 TB. Bukan laptop gaming namanya jika tidak dilengkapi dengan kartu grafis yang mumpuni. HP menyematkan NVIDIA GeForce RTX 2060 dengan memori 6 GB GDDR6 untuk kartu grafisnya. Monitornya menggunakan panel IPS berukuran 16.6″ dan resolusi 1920 x 1080 p dengan refresh rate 144 hz, sehingga sangat mendukung penggunaan gaming.

Pengujian yang kami lakukan pada OMEN by HP 15-dh0105TX kali ini menunjukkan hasil yang sangat menarik. Performa dari prosesor Core i7-9750H mampu bertahan stabil dan sama sekali tidak ada gejala penurunan performa, bahkan setelah dilakukan looping Cinebench R15 sebanyak 20 kali. Berbagai game AAA juga mampu dilibas tanpa masalah berkat kartu grafis NVIDIA GeForce RTX 2060 yang juga mendukung fitur Ray-Tracing. Untuk mengetahui review lebih lanjut dari kami, simak pembahasan lengkap mengenai Omen by HP 15-dh0105TX pada video berikut ini.

Preview Ice Lake 10nm 2-Core : Intel Core i3-1005G1

$
0
0

Prosesor Intel Core Generasi 10 perlahan mulai masuk ke pasar, dan ada beberapa laptop yang terlihat mulai menawarkan produk berbasiskan SoC terbaru tersebut. Perlu diiingat, ada 2(dua) macam prosesor yang datang dan memiliki label ‘Intel 10th Gen Core’ pada notebook : ‘Comet Lake’, dan ‘Ice Lake’. Comet Lake sendiri menggunakan fabrikasi 14nm dan arsitektur yang tidak jauh berbeda dari generasi sebelumnya, sedangkan Ice Lake menggunakan fabrikasi 10nm dan juga menawarkan arsitektur CPU ‘Sunny Cove’ dan Integrated Graphics ‘Gen11’ terbaru. Ice Lake juga menawarkan beberapa opsi konektivitas yang mengalami upgrade dari generasi sebelumnya.

Pada artikel ini, kami akan melakukan sebuah analisis singkat pada sebuah prosesor berbasis Ice Lake, tapi bukan versi high-end, melainkan yang ditujukan pada kelas mainstream/value : sebuah Core i3 ‘Ice Lake-U‘, Core i3-1005G1.

Sebelumnya, mari simak beberapa teknologi baru seputar Intel Core 10th Gen berikut ini.

 

Intel Core 10th Gen ‘Ice Lake’

Lineup : U/Y-series

Prosesor Intel 10th Gen Core ‘Ice Lake’ versi awal nampak ditujukan untuk implementasi pada perangkat notebook tipis, maka agak wajar kalau target TDP rating yang diusung Ice Lake-U adalah 15-25W (U-series : 15-25-28W, Y-series : 9-12W). Berikut ini 11 model ‘Ice Lake’ yang dirilis sebagai lineup awal:

Lini Produk Ice Lake U/Y *klik untuk memperbesar

 

Sedangkan sebagai perbandingan, ini adalah lini produk 10th Gen Core ‘Comet Lake’

Lini Produk Comet Lake U/Y *klik untuk memperbesar

 

Penamaan

Penamaan prosesor 10th Gen Core Ice Lake akan agak membingungkan bagi pengguna yang belum terbiasa, Intel sendiri merumuskan penamaan sebagai berikut:

Kalau Anda tidak ingin tertukar dengan seri ‘Comet Lake’, yang bisa Anda perhatikan adalah adanya huruf ‘G’ pada penamaan prosesor ini yang menandakan tingkat performa grafis integrasi-nya. ‘G7′ seperti pada Core i7-1065G7 menunjukkan seri tertinggi, sedangkan ‘G1‘ prosesor yang kami uji yakni Core i3-1005G1 menunjukkan tingkat grafis terendah. Untuk pembanding, Core i3 Comet Lake memiliki nama seperti Core i3-10110U, membuat model prosesor ini masih cukup bisa dibedakan dari namanya.

 

Core & Clockspeed, DDR4 Support

Rata-rata prosesor Ice Lake kelas atas (Core i5/i7) akan memiliki konfigurasi 4-Core 8-Thread, sedangkan versi Core i3-nya ada pada 2-Core 4-thread. Dari segi clockspeed, nampak bahwa prosesor 10nm ini memiliki range operasi yang tergolong kecil, dengan prosesor teratas pada kelas 15-25W, Core i7-1065G7, memiliki Max Turbo pada 3.9 Ghz (sebagai perbandingan, ‘Whiskey Lake-U’ Core i7-8565U memiliki Max Turbo pada 4.6 Ghz). Core i3-nya sendiri seperti 1005G1 masih memiliki Turbo hingga 3.4 Ghz, tidak terlalu jauh dari versi i5 dan i7-nya.

Untuk dukungan memori, berkat penggunaan memory controller baru, Ice Lake akan mendukung penggunaan DDR4 hingga rating DDR4-3200(dengan ukuran hingga 64GB) atau ada juga opsi LPDDR4X dengan rating kecepatan hingga LPDDR4X-3733 (dengan ukuran hingga 32GB).

 

‘Sunny Core’ CPU & ‘Gen11’ Graphics

Sunny Cove CPU Core

Ice Lake 10nm: CPU dan GPU baru *klik untuk memperbesar

 

Tentu, clockspeed saja tidak bisa dijadikan acuan performa, karena prosesor 10nm Ice Lake ini memiliki CPU Core ‘Sunny Cove‘ dengan arsitektur baru. Intel ‘Sunny cove’ sendiri sudah disebut dari hampir setahun lalu pada Intel Architecture Day 2018, dimana arsitektur baru ini menjanjikan peningkatan Instruction per Clock / IPC. 

Hal berikutnya yang menarik pada Ice Lake adalah penggunaan grafis terintegrasi (Integrated Graphics – ‘IGP’) yang juga mendapatkan perubahan arsitektur. IGP pada Ice Lake adalah IGP ‘Gen11‘, sedangkan IGP generasi sebelumnya seperti yang terdapat dari Skylake hingga Whiskey Lake adalah arsitektur lama yang disebut ‘Gen9’.

Baca Juga: Intel Sunny Cove & Gen11 Graphics Diperkenalkan pada Intel Architecture Day 2018

 

IRIS PLUS GRAPHICS : Up to 64 EU (Execution Unit)

Gen11 IGP di Ice Lake masih dibagi lagi ke 2 kelas :

  • Intel IRIS PLUS Graphics (dengan 48 – 64 Execution Unit)
  • Intel UHD Graphics (dengan 32 Execution Unit)

Intel IRIS PLUS Graphics diberikan pada prosesor Ice Lake-U/Y dengan kode akhiran ‘G4’ hingga ‘G7’, sedangkan akhiran ‘G1’ menunjukkan penggunaan Intel UHD Graphics (Berbeda dengan generasi sebelumnya, nama ‘Intel UHD Graphics’ ini tidak mendapat akhiran model number). Perbedaan execution unit terlihat jelas, Intel IRIS PLUS Graphics mendapat 48 hingga 64 EU, dimana Intel UHD Graphics hanya mendapat 32 EU. Untuk perbandingan, Intel Gen9 IGP seperti UHD Graphics 620 umumnya hanya memiliki 24 EU.

Selain jumlah EU yang ditingkatkan, Gen11 Graphics mendapat berbagai peningkatan lain, mulai dari dukungan VESA Adaptive Sync (a.k.a ‘Freesync’), hingga media engine yang diperbarui dengan dukungan encode/decode HEVC/VP9 resolusi tinggi dan HDR.

 

Platform Controller Hub / PCH : on-package

Ice Lake-U block diagram *klik untuk memperbesar

 

Chip PCH yang dibuat pada fabrikasi 14nm ini menambah opsi konektivitas pada SoC Ice Lake. Pada prosesor low-power kelas 15W Intel, cukup umum untuk menjumpai solusi chipset/PCH yang terintegrasi pada package, yang sering disebut ‘on-package PCH’, atau ‘PCH-LP‘. Prosesor terhubung ke PCH dengan sebuah interface bernama OPI (‘on-package interface’). Ice Lake-U akan menggunakan PCH serupa, dimana ada Intel 495 Series Chipset terintegrasi pada packagenya.

Lalu supply daya ke prosesor dan PCH akan dikontrol sebuah FiVR (Fully-integrated Voltage Regulator) yang mengatur supply voltage ke kedua komponen ini. Ukuran motherboard bisa lebih kecil karena adanya FiVR yang mengurangi jumlah komponen VRM yang perlu terpasang di motherboard.

Bentuk fisiknya sendiri digambarkan pada ilustrasi di bawah ini(Ice Lake Y-series memiliki ukuran fisik lebih kecil).

 

Dengan bentuk seperti ini, chip prosesornya menjadi terlihat ‘panjang’, berikut gambaran dari sebuah motherboard laptop yang menggunakan chip ice lake-U:

 

 

Power & Thermal Management Pintar : Intel Dynamic Tuning 2.0

Berbeda dengan prosesor desktop yang umumnya lebih bebas untuk mencapai Turbo maksimal (dan seringkali bahkan diberikan ‘unlimited’ Turbo duration), prosesor laptop harus lebih konservatif dalam mengoperasikan prosesornya, untuk menghemat daya baterai dan juga menghadapi limitasi pendingin. Untuk memaksimalkan performa prosesor di setup seperti ini, butuh penyesuaian karakteristik tertentu berdasarkan desain perangkatnya (misal: solusi pendingin dan regulator daya di prosesor pada notebook tipis pastinya berbeda dengan prosesor pada notebook gaming yang besar).

Intel Dynamic Tuning adalah sebuah software package yang diberikan Intel pada OEM/ODM untuk memaksimalkan kemampuan prosesor mereka, memberikan performa semaksimal sambil menyesuaikan pada desain pilihan si OEM/ODM tersebut.

Pada Ice Lake, Intel menerapkan Dynamic Tuning 2.0, yang diklaim bisa lebih jauh lagi memberikan performa ekstra berkat bantuan Machine Learning.

Dynamic Tuning 2.0 *klik untuk memperbesar

 

Seperti terlihat di atas, umumnya mekanisme Turbo akan mem-boost prosesor sampai pada kecepatan maksimalnya pada awal load, setelah ‘Turbo Time’ atau durasi Turbo yang diijinkan sudah habis, prosesor akan beroperasi pada clockspeed lebih rendah / base speed.

Prosesor Ice Lake yang di-tune dengan Intel Dynamic Tuning 2.0 akan membuat prosesor Ice Lake untuk secara pintar mengatur mekanisme Turbo dengan memprediksi workload yang sedang dijalankan, sehingga pada workload tertentu prosesor tidak langsung menghabiskan durasi turbo yang dimiliki, melainkan menggunakan setting turbo yang lebih rendah untuk  memperpanjang waktu Turbo, membuat prosesor bisa boost pada durasi lebih lama sembari masih menjaga power & thermal output-nya.

 

Hands-on Core i3-1005G1 ‘Ice Lake-U’ : HP 14s-dq1013TU

Prosesor Core i3-1005G1 yang kami uji terpasang pada sebuah notebook besutan HP, tepatnya HP Joy Xgen 14s-dq1013TU. Laptop ini memiliki spesifikasi awal sebagai berikut:

  • Prosesor : Core i3-1005G1 ‘Ice Lake-U’
  • RAM : 1x 4GB DDR4-2666 CL19 SODIMM
  • GPU: Intel UHD Graphics (32 EU)
  • SSD: Intel Optane Memory H10 (16GB Optane Memory, 256GB SSD)
  • OS: Win10 Home 64-bit

RAM  Upgrade & Ganti SSD 

Laptop ini memiliki RAM bawaan 1 keping DDR4-2666 CL19 yang berjalan pada mode single-channel. Untuk menguji RAM Scaling dan melihat performa-nya pada mode dual-channel, kami menambahkan satu keping RAM 4GB DDR-2666 lagi.

Kami juga mengganti SSD bawaan Intel Optane H10 ke sebuah Samsung 860 EVO 256 GB karena software kami tidak bisa menulis disk image (berisi OS yang disiapkan untuk pengujian) ke SSD Optane-nya. Ini masih tergolong wajar karena Optane volume beroperasi dengan metode yang sedikit berbeda dibandingkan SSD normal.

 

Metode Pengujian 

Karena ini adalah analisis prosesor dan bukan sebuah review laptop, pengujian singkat kali ini difokuskan untuk melihat karakteristik prosesor dan GPU Ice Lake 2-Core, mulai dari bagaimana clockspeed dan Turbo-nya beroperasi, hingga ke beberapa pengujian IPC pada prosesor, serta uji performa (baik cpu/gpu). Kami tidak memperhitungkan opsi konektivitas, dan tidak menguji beberapa fitur baru pada media engine, maupun Intel DL(Deep Learning)-Boost secara spesifik.

Perlu diingat juga bahwa dengan adanya fitur seperti Intel Dynamic Tuning, performa dan karakteristik dari prosesor yang kami uji ini bisa jadi sedikit berbeda dibandingkan ketika dipasangkan ke perangkat lain.

 

Pembanding

Untuk pembanding prosesor, kami menginginkan prosesor yang memiliki jumlah core dan thread sekelas, dan yang tersedia pada lab kami saat pengujian berlangsung adalah yakni Core i7-7500U, prosesor Core 7th Gen ‘Kaby Lake-U’ 15W, 2-Core 4-Thread. i7-7500U ini sendiri terpasang pada laptop Dell Inspiron 13 5378 Signature Edition.

 

Mari mulai!

 

Review HP Pavilion Gaming 15-ec0001AX (AMD Ryzen 5): Laptop Gaming Termurah dengan SSD 512 GB

$
0
0

Tidak disangka memang jika di tahun 2019 ini harga sebuah Laptop Gaming kian menarik dan menggiurkan. Biasanya, kita perlu mengeluarkan dana belasan juta rupiah untuk mendapatkan Laptop Gaming termurah dengan performa mumpuni. Saat ini, Laptop Gaming dengan kriteria seperti itu sudah bisa di dapatkan dengan merogoh kocek tidak sampai 10 juta rupiah.

Laptop Gaming di kelas 9-10 juta yang ada saat ini umumnya menggunakan prosesor AMD Ryzen 5 3550H seperti kami temukan dari sejumlah merk. Sementara kartu grafis yang digunakan menggunakan NVIDIA GeForce GTX 1050 3 GB GDDR5 atau AMD Radeon RX 560X 4 GB GDDR5. Kapasitas Memory/RAM yang umum diberikan adalah 8 GB. Akan tetapi untuk Storage, HP melakukan hal yang tidak biasa pada Laptop Gaming terbarunya di kelas 9 jutaan rupiah ini.

Baru-baru ini HP Indonesia merilis Laptop Gaming terbarunya HP Pavilion Gaming 15-ec0001AX. Prosesor dan kartu grafis yang digunakan adalah Ryzen 5 3550H dan GTX 1050 3 GB GDDR5. Kapasitas Memory/RAM yang diberikan adalah 8 GB yang masih dapat di Upgrade hingga 32 GB. Istimewanya, jika merk lain datang dengan Storage 1 TB HDD, HP Pavilion Gaming 15-ec0001AX langsung dilengkapi dengan SSD NVMe PCIe. Bahkan kapasitasnya pun tergolong masif untuk kelas harganya yaitu 512 GB. Membuat pembeli HP Pavilion Gaming 15-ec0001AX langsung merasakan Laptop Gaming yang gesit dan responsif saat digunakan. Tentu saja pemilik Laptop Gaming ini masih bisa menambahkan SSD/HDD SATA jika membutuhkan kapasitas lebih besar lagi. Tidak ketinggalan, layar yang digunakan juga sudah menggunakan panel IPS dengan resolusi Full HD.

Lalu seperti apa performa HP Pavilion Gaming 15-ec0001AX saat “melahap” berbagai Game modern yang kami ujikan? Pada video berikut ini dapat disaksikan bagaimana performa keseluruhan Laptop Gaming ini termasuk dalam konfigurasi Dual Channel.

Review OMEN by HP DC1077TX dan DC1090TX: Gini Caranya Pilih Laptop Keren

$
0
0

Banyak hal yang menjadi pertimbangan seseorang sangat ingin membeli laptop gaming dengan harga yang murah. Beberapa membutuhkan kemampuan prosesor yang kencang dan sebagian lainnya membutuhkan kemampuan kartu grafis yang mumpuni. Untuk harga di bawah 20 juta rupiah, HP menawarkan dua pilihan laptop gaming yang telah disesuaikan oleh penggunanya, yakni OMEN by HP DC1077TX dan DC1090TX.

Hadir dengan spesifikasi yang berbeda, kedua laptop ini sama-sama powerful di kelasnya. OMEN by HP DC1077TX menggunakan prosesor Intel Core i5-9300H dengan kartu grafis yang sangat mumpuni, yakni NVIDIA GeForce RTX 2060 6 GB. Spesifikasi tersebut membuat laptop ini menjadi laptop termurah dengan prosesor Intel Core 9th Gen dan kartu grafis GeFroce RTX. Kartu grafisnya juga membuat laptop ini mampu “melahap” berbagai game terbaru dengan kualitas preset yang cukup tinggi. Tak ketinggalan, GeForce RTX yang tersemat mampu memberikan pengalaman ray-tracing di berbagai game AAA. OMEN by HP DC1077TX dilengkapi dengan RAM 8 GB DDR4-2666 dengan konfigurasi single channel. Walaupun begitu, laptop ini menyediakan slot kedua untuk melakukan upgrade RAM ke konfigurasi dual channel 32 GB. Untuk solusi penyimpanan, HP menyematkan dua storage pada laptop ini, SSD M.2 PCIe NVMe sebesar 256 GB dan HDD 7200 RPM sebesar 1 TB.

Untuk OMEN by HP DC1090TX sendiri menggunakan prosesor yang sangat kencang, Intel Core i7-9750H dengan kartu grafis NVIDIA GeForce GTX 1650 3 GB. Prosesor kencang yang tertanam pada laptop ini membuat OMEN by HP DC1090TX menjadi sangat mumpuni saat digunakan untuk berbagai software yang membutuhkan kemampuan prosesor seperti 3D rendering. Laptop ini dilengkapi dengan SSD M.2 PCIe NVMe yang berkapasitas sangat besar, 512 GB. Selain itu, masih terdapat slot SATA kosong jika pengguna ingin melakukan upgrade storage. Sama seperti “saudaranya”, laptop ini memiliki RAM 9 GB DDR4-2666 dengan konfigurasi single channel, yang dapat diupgrade ke dual channel 32 GB karena tersedia dua slot RAM. Tidak ketinggalan, kedua laptop ini sama-sama menggunakan layar dengan panel IPS 1920 x 1080 piksel yang berukuran 15.6 inci, sehingga mampu memberikan pengalaman yang maksimal bagi penggunanya.

Lalu laptop mana yang perlu Anda pilih saat mempertimbangkan untuk membeli laptop gaming? Bagaimana performa dari kedua laptop ini saat diuji dengan berbagai game? Pada video berikut kami telah melakukan pengujian dan review, termasuk dengan saran pertimbangan bagi Anda yang tertarik dengan kedua laptop gaming ini.

Review HP Spectre x360 13 (2019): Laptop Intel Ice Lake yang Elegan, Canggih, & Kencang

$
0
0

Mewah dan elegan, mungkin itulah kata yang tepat untuk menggambarkan produk Laptop Premium HP Spectre yang telah dirilis selama ini. Diposisikan sebagai produk kelas Premium, HP Spectre tentunya dituntut tidak hanya memiliki penampilan yang mewakili kelasnya tetapi juga harus mampu menghadirkan teknologi paling canggih di dalamnya dengan fitur pendukung yang juga lengkap. Tahun ini, Laptop HP Spectre x360 13 kembali hadir di pasar Indonesia dengan membawa teknologi Laptop paling canggih saat ini sambil tetap mempertahankan keunggulan-keunggulan yang telah menjadi ciri khas produk ini.

Sekilas, HP Spectre x360 13 (2019) tampak masih mewarisi penampilan pendahulunya dimana hal itu tidak menjadi masalah mengingat desain tersebut tetap tampak elegan pada saat ini. Walaupun begitu, desain bingkai layar baru yang jauh lebih tipis dibandingkan pendahulunya membuat HP Spectre x360 13 (2019) memiliki FootPrint 13% lebih kecil dibandingkan pendahulunya. Bodi Laptop yang kecil pun ditunjang bobot yang tergolong ringan untuk ukuran Laptop Convertible/2-in-1 yaitu hanya sekitar 1,2-1,3 kg saja.

Perubahan paling signifikan pada HP Spectre x360 13 (2019) tentunya ada di “dapur pacunya” dimana ia telah menggunakan prosesor Intel Core 10th Gen. Menariknya, HP tidak setengah-setengah dalam hal ini dimana alih-alih menggunakan Core 10th Gen “Comet Lake” mereka langsung mengadopsi Core 10th Gen “Ice Lake” yang benar-benar mengusung teknologi paling baru dari Intel. Memory/RAM LPDDR4x 3733 MHz pun digunakan untuk mengerahkan kemampuan penuh prosesor Core 10th Gen “Ice Lake”. Spectre edisi 2019 inipun kini menawarkan kapasitas penyimpanan SSD hingga 2 TB dan layar 4K AMOLED di konfigurasi tertinggi. Lucunya, HP Indonesia menjual HP Spectre x360 13 (2019) dengan harga jual tidak banyak berbeda atau sama dengan HP Spectre x360 (2018) terlepas peningkatan signifikan yang telah diberikan.

Lalu bagaimana kemampuan prosesor Core 10th Gen “Ice Lake” di HP Spectre x360 13 (2019) dan juga daya tahan baterainya? Simak selengkapnya pada video dibawah ini. Kami sendiri dibuat terkejut dengan Sustain Performance nya yang belum pernah kami temukan selama menguji Laptop dengan prosesor Core 8th Gen “Whiskey Lake”. Laptop ini juga kami uji dengan sejumlah Game AAA masa kini yang tentunya memanfaatkan fitur yang umumnya dijumpai pada Laptop kelas Premium.

 

Review HP Pavilion Gaming 15-ec0022ax (AMD Ryzen 7): Menawarkan Lebih, dengan Harga Murah

$
0
0

Banyaknya laptop gaming murah yang diluncurkan oleh berbagai produsen pada tahun 2019 ini membuat konsumen memiliki pilihan yang sangat luas. HP pada akhir tahun ini juga turut meluncurkan salah satu laptop gaming murah mereka yang terbaru, HP Pavilion Gaming 15-ec0022ax.

Laptop ini menggunakan prosesor seri H terbaru dari AMD, Ryzen 7 3750H yang memiliki TDP 35W dengan 4-core/8-thread. Prosesor ini memiliki base clock di 2.3 GHz dengan max boost clock hingga 4 GHz. RAM yang terpasang merupakan RAM 8 GB DDR4-3200 yang berjalan di 2400 MHz karena limitasi prosesornya. Walaupun konfigurasi yang terpasang hanya single channel, HP menyediakan dua slot SODIMM, sehingga pengguna dapat melakukan upgrade ke dual channel hingga 32 GB. Dilengkapi dengan kartu grafis NVIDIA GeForce GTX 1660 Ti GDDR6 6 GB Max-Q, laptop ini menjamin pengalaman bermain yang sangat baik bagi penggunanya, karena kartu grafis ini merupakan seri tertinggi dari GTX. Radeon Vega 10 Graphics pada laptop ini juga masih aktif, sehingga dapat meningkatkan performa baterai saat digunakan untuk aktivitas ringan.

Hadir dengan konfigurasi dual storage, 256 GB SSD PCIe NVMe dan 1 TB HDD 7200 RPM laptop ini memberikan opsi penyimpanan dengan kapasitas yang besar di HDD, tanpa membuat laptop terasa sangat lambat karena tetap menyematkan SSD di dalamnya. Tak ketinggalan, layarnya pun sudah menggunakan panel IPS berukuran 15.6 inci dengan resolusi Full HD (1920×1080).

Lalu bagaimana performa dari HP Pavilion Gaming 15-ec0022ax saat diuji menggunakan berbagai software benchmark dan berbagai game kekinian yang kami uji? Berikut video review lengkap dari kami.


AMD Ryzen 4000 Series Mobile Processor : 7nm 8-Core Zen2 15W, Dukung LPDDR4X-4266

$
0
0

Ryzen 4000-series Mobile akhirnya diumumkan pada ajang CES 2020. APU dengan codename ‘Renoir‘ ini menjanjikan lompatan performa tinggi dari generasi prosesor notebook sebelumnya. Mari lihat prosesor ini lebih dekat lagi!

 

‘Renoir’ : Zen2 7nm

 

Yang menjadi basis semua prosesor Ryzen 4000-series mobile adalah CPU Core Zen 2 yang dibuat dengan fabrikasi 7nm. Zen2 diklaim akan memberikan:

  • Peningkatan 15% dari segi Instruction per Clock (IPC)
  • Potensi pencapaian clockspeed lebih tinggi
  • Densitas transistor 2x lebih tinggi, ukuran die prosesor bisa dibuat lebih kecil
  • SOC Power lebih rendah 20%, dan 2x Performance-per-watt

 

7nm : tingkatkan performance per watt dan performance per area

Sepanjang 2019, fabrikasi 7nm adalah salah satu faktor yang memberikan peningkatan besar baik dari segi performance-per-watt dan juga performance-per-area pada produk CPU & GPU AMD.

Lalu, mengingat prosesor ini ditujukan untuk notebook yang akan sering menemui keterbatasan dari segi power & thermal output, teknologi 7nm ini berpotensi mengizinkan clockspeed lebih besar pada voltage lebih rendah, meningkatkan performa sembari menjaga konsumsi daya dan juga suhu operasional.  Dengan transistor density yang meningkat pula pada 7nm, sangat mungkin bagi AMD untuk memberikan Core / Compute Unit lebih banyak pada area yang sama.

 

Monolithic, bukan Chiplet

Seperti yang ditunjukkan Dr. Lisa Su pada ajang CES 2020, Ryzen 4000 series mobile menggunakan desain chip monolithic, bukan desain chiplet seperti yang ada pada Ryzen 3000-series Zen2 desktop.

Ryzen 4000 series Mobile – Monolithic

 

Ryzen 3000 series Desktop Zen2 : Chiplet – 1 IOD(IO-Die) + 1 CCD (Core Complex Die)

 

Pilihan desain monolithic ini menarik karena menunjukkan strategi yang berbeda antara desain produk desktop dan notebook, zen2 mobile ini akan menggabungkan semua komponen CPU, IO, dan bahkan integrated graphics(IGP) pada sebuah single-die.

 

Integrated Graphics : Masih Vega dengan 7nm, Clock lebih tinggi

 

Berbeda dengan 7nm desktop part yang sudah menggunakan GPU ‘Navi’ dengan arsitektur RDNA, integrated graphics(IGP) pada Ryzen 4000 mobile series masih menggunakan desain berbasis GPU Vega. Tentu, dengan penggunaan fabrikasi 7nm, performa dan power efficiency IGP Vega-nya masih bisa ditingkatkan lagi dari generasi sebelumnya – seperti peningkatan pada Vega 14nm ke Radeon VII 7nm.

Dr. Lisa Su dari AMD mengatakan bahwa walaupun jumlah Compute Unit pada IGP Ryzen 4000 mobile hanya 8 Unit (8 Compute Unit = 512 Shader unit), tapi mereka masih punya peningkatan besar, sampai performanya bisa meningkat 59% lebih tinggi dari generasi sebelumnya.

Sangat mudah untuk berasumsi bahwa peningkatan pada Integrated Graphics performance bisa terjadi karena setidaknya 2(dua) faktor : peningkatan clockspeed dan Memori beperforma tinggi.

Dan itu langsung jelas terlihat, lihat di bawah ini.

 

Dukungan DDR4-3200 dan LPDDR4X-4266 !

 

Seperti yang terlihat pada product page AMD Ryzen 7 4800U ini, Graphics Frequency dari IGP Ryzen 4000 series mobile ada di kisaran 1750Mhz, sangat tinggi dibanding generasi sebelumnya yang hanya ada di kisaran 1400Mhz max.

Namun kejutan terbesar ada pada dukungan RAM. Ryzen 4000-series memiliki dukungan kecepatan RAM yang jauh lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Kalau 2nd Gen Ryzen Mobile 3000 series yang berbasis Zen+ hanya mendukung standar DDR4-2400 (yang sejujurnya kami sayangkan), Ryzen 3rd Gen Mobile 4000-series mendukung penggunaan DDR4-3200, bahkan ada dukungan LPDDR4X-4266 !

Dukungan akan kecepatan memori tinggi adalah hidup-mati-nya sistem dengan IGP (seperti yang dibuktikan dengan overclocking RAM pada Ryzen 5 2400G ini), dan penggunaan standar kecepatan DDR4-3200, apalagi LPDDR4X-4266, pastinya akan mencukupi kebutuhan bandwidth yang dibutuhkan si prosesor.

Sebagai tambahan, kami cukup penasaran dengan apa yang dilakukan AMD untuk mengizinkan standar kecepatan RAM seperti 4266 MT/s (Megatransfer/s) untuk terjadi, mengingat Zen2 desktop CPU hanya dapat mendukung kecepatan tinggi seperti ini saat menjalankan memory controller-nya pada 1/2x kecepatan RAM, membuat latency menjadi tinggi (untuk info detail silahkan simak artikel seputar topologi RAM di Zen2 ini).

Penggunaan LPDDR4X juga berpotensi sedikit membantu menurunkan daya prosesor untuk mendapat battery life lebih baik, terutama pada kondisi idle. Satu-satunya kelemahan LPDDR4X adalah part ini biasanya tidak bisa di-upgrade. Untuk para mobile content creator, kami melihat  jumlah 16GB akan mencukupi (setidaknya saat tulisan ini dibuat). Namun bisa jadi jumlah ini akan ‘kurang’ bagi pengguna yang memiliki workload lebih berat, sehingga opsi SODIMM DDR4-3200 yang upgradeable mungkin lebih cocok bagi power user.

 

Jumlah Core Massive: 8-Core pada Seri Tertinggi U dan H pada Ryzen

Seperti yang kami sebut di atas, fabrikasi 7nm memungkinkan AMD untuk memuat 8-Core pada konfigurasi tertingginya.

Berikut ini 2 produk dari Ryzen 4000 series mobile yang menggunakan 8-Core:

Ryzen 7 4800U (1.8Ghz Base, 4.2Ghz Boost, 15W TDP Range)

*klik untuk memperbesar

 

Ryzen 7 4800H (2.9Ghz Base, 4.2Ghz Boost, 45W TDP Range)

*klik untuk memperbesar

 

Chip Ryzen 4000 series mobile menggunakan konfigurasi up to 8-Core pada sebuah die monolithic, dan ada beberapa hal yang menarik adalah seputar spesifikasi prosesor ini:

  • L2 Cache 4MB total, berarti 512 KB per core (tidak berubah dari Zen2 desktop)
  • Tidak ada informasi seputar konfigurasi core dan CCX-nya (kami berasumsi ini menggunakan desain 4-core per CCX seperti yang sudah ada?)
  • L3 Cache 8MB Total, 2x lebih besar dari generasi pendahulu yang hanya memiliki 4MB L3.
  • Sebagai pembanding, Zen2 desktop memiliki 16MB per CCX, dan 32MB Total pada CPU yang memiliki 2 CCX
  • Terlihat informasi penggunaan FP6 BGA package/socket, berbeda dengan FP5 pada generasi sebelumnya. Ini berarti kebanyakan vendor notebook harus melakukan desain motherboard baru.
  • Semua prosesor ini memiliki rating temperatur maksimal pada 105 C
  • Jumlah Graphics Compute Unit pada 4800H lebih sedikit dari 4800U (8 CU pada 4800U, 7 CU pada 4800H)
  • Berbeda dengan Zen2 Desktop yang mendukung penggunaan PCIe Gen4, Zen2 pada Ryzen 4000 Mobile memiliki mode interkoneksi PCIe Gen 3.0

 

TDP

Ryzen 7 4800U dan 4800H adalah seri tertinggi yang diumumkan saat peluncuran, dan keduanya nampak jelas ditujukan untuk target form factor berbeda melihat TDP-nya: 4800U diset pada 15W(dengan configurable TDP antara 10-25W) dan 4800H diset pada 45W(cTDP 35-45W).

Sedikit bahasan mengenai Rating TDP

Rating TDP dari sudut pandang vendor CPU adalah sebuah satuan tertentu, untuk umumnya MEMPERKIRAKAN thermal output dari prosesor mereka (bukan nilai baku/pasti), ini dilakukan untuk ‘menghitung’ solusi cooler seperti apa yang dibutuhkan untuk menjaga suhu prosesor tersebut saat beroperasi.

Rating TDP BELUM TENTU merupakan power draw/konsumsi daya prosesor tertentu (Perlu diingat setiap vendor prosesor punya metode penghitungan TDP sendiri, TIDAK bisa dibandingkan).

Perlu diperhitungkan juga bahwa ada vendor prosesor merumuskan TDP pada saat prosesor dalam keadaan worst-case, base frequency(seringkali pada suhu mendekati suhu maksimal/TJMax prosesor), tanpa menghitung boost. Dan ini berarti pembandingan karakteristik prosesor berdasarkan TDP prosesor dari vendor / arsitektur berbeda akan menghasilkan data yang kurang akurat. 

Walaupun demikian, dari konteks power di prosesor, ada KORELASI antara TDP dengan Power draw (walaupun ‘korelasi’ disini tidak berarti ‘sama dengan’ ), dan ada beberapa vendor prosesor yang melakukan kalibrasi power sensor mereka dengan nilai sesuai perhitungan TDP untuk prosesor tersebut, setidaknya saat base clock (bukan saat Turbo/boost).

Misalnya Anda ingin melakukan pembandingan TDP, sebisa mungkin lakukan pada prosesor dengan vendor / arsitektur sama, seperti contoh berikut ini :

“Prosesor A dan B dibuat dengan arsitektur sama, dimana prosesor A memiliki Rating TDP 15W, dan prosesor B memiliki rating TDP 45W”

Data TDP ini bisa diinterpretasikan sebagai berikut:

  • Prosesor A dengan Rating TDP ’15W’ BELUM TENTU mengonsumsi 15W power, tapi cukup aman untuk BERASUMSI bahwa Prosesor B yang ’45W’ akan mengonsumsi daya lebih besar dari yang 15W, dan menghasilkan thermal output lebih besar (walau belum dipastikan seberapa besar, dan ini butuh pengukuran yang lebih presisi), 
  • Prosesor B 45W di sini pastinya membutuhkan solusi cooling lebih baik dari prosesor A 15W
  • Dalam konteks performa, umumnya prosesor B 45W dengan Rating TDP lebih tinggi akan lebih sering diizinkan untuk mencapai clockspeed/turbo lebih tinggi, dan lebih lama, karena prosesor dengan rating TDP besar umumnya juga memiliki ‘power budget’ lebih besar.
  • Nilai Rating TDP dari prosesor A dan prosesor B BELUM TENTU menunjukkan seberapa tinggi TDP prosesornya saat Boost/Turbo(bila ada fitur boost), karena bisa jadi ada perangkat tertentu yang mendapat ‘izin’ untuk menjalankan prosesornya pada rating boost lebih tinggi dari standarnya, misalnya karena komponen VRM yang bagus, atau pendingin yang besar.

 

Boost Clock

Maximum boost clock pada 4800U dan 4800H nampak tidak berbeda yakni up to 4.2 Ghz, menandakan kedua prosesor ini memiliki level chip binning yang serupa. Meskipun perlu diingat, mekanisme Turbo/Boost pada hardware modern memiliki ‘syarat dan ketentuan berlaku’, yang akan aktif maksimal di kondisi tertentu. Untuk AMD sendiri, pada prosesor Zen2 desktop, Maximum Turbo Boost clockspeed hanya tercapai pada load ringan 1-core, inipun akan selalu berubah sesuai dengan kondisi (suhu,power,current,etc).

Kami sendiri sangat penasaran dengan konfigurasi 8-core, seberapa jauh boost clock prosesor 4800U akan bertahan(sustained) pada load berat, dan seberapa jauh prosesor ini ‘diiziinkan’ bekerja di luar TDP 15W-nya. AMD mencatatkan pada product page mereka bahwa ada opsi untuk membuat 4800U menjadi 25W TDP, walaupun ini pastinya bergantung pada target desain dari notebook yang menggunakan prosesor tersebut. Makin tipis desain-nya, kemungkinan besar prosesor ini akan beroperasi dekat dengan rating TDP standar 15W.

 

Halaman berikutnya : Performance Preview, Laptop dengan Ryzen 4000 Mobile, serta semua list prosesor Ryzen 4000 Mobile

 

12 Laptop Murah Pilihan Kami di Awal 2020: 3-8 Juta Rupiah

$
0
0

Awal tahun merupakan hal yang tepat untuk membeli sebuah laptop baru. Hal ini dikarenakan berbagai produsen laptop telah mengeluarkan produk mereka dengan berbagai teknologi terbaru yang hadir di tahun lalu. Berbagai laptop dengan banyak varian spesifikasi dan harga kadang dapat membuat konsumen bingung untuk memilih laptop yang tepat bagi mereka.

Di awal tahun 2020 ini, kami berkesempatan untuk membuat sebuah video pembahasan mengenai 12 laptop murah pilihan kami di harga tiga hingga delapan juta rupiah. Selain itu, kami juga menjelaskan alasan memilih ke-12 laptop tersebut untuk dicantumkan dalam video kali ini. Video ini dibagi menjadi beberapa segmen harga lagi; laptop dibawah lima juta, 5-6 juta, 6-7 juta dan 7-8 juta rupiah.

Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai video ini? Langsung saja saksikan di bawah ini:

Review HP 14s-CF1051TU: Laptop Paling Murah dengan 512 GB SSD dan Backlit Keyboard

$
0
0

Pada tahun 2019 ini, berbagai produsen laptop mulai meningkatkan standar laptop murah mereka. Walaupun harganya sangat terjangkau, laptop-laptop ini tetap memberikan berbagai fitur menarik dan performa yang mumpuni di kelas harganya. HP Inc juga menutup akhir tahun ini dengan meluncurkan laptop murah dengan berbagai fitur menarik untuk harganya yang berada di 4 jutaan.

HP 14s-CF1051TU merupakan seri laptop terjangkau yang kami review kali ini. Laptop ini menggunakan prosesor Intel Celeron 4205U, prosesor berbasis Whiskey Lake dengan kapasitas RAM sebesar 4 GB DDR4-2133 yang mendukung konfigurasi dual channel karena tersedia dua slot SODIMM pada laptop ini. Tidak tanggung-tanggung, HP menyematkan SSD dengan kapasitas masif untuk kelas harganya, 512 GB SSD PCIe NVMe. Layarnya berukuran 14″ dengan resolusi HD danmenggunakan panel SVA. Keyboardnya yang memiliki backlit dengan dua tingkat kecerahan membuat laptop ini tidak terasa seperti laptop murahan.

Kami telah melakukan berbagai pengujian terhadap laptop ini, termasuk pengujian gaming menggunakan beberapa game yang ringan. Saksikan review lengkap kami pada video berikut:

Review Laptop HP Pavilion 13 AN1033TU: Core i3 Rasa Core i7

$
0
0

Mengawali tahun 2020, banyak produsen laptop yang mulai meluncurkan produk mereka dengan berbagai teknologi terbaru, mulai dari kelas entry-level hingga kelas premium. HP Indonesia merupakan salah satu yang telah mulai meluncurkan produk terbarunya di tahun ini, yakni HP Pavilion 13-an1033TU.

Laptop ini hadir dengan prosesor Intel Core generasi ke-10 “Ice Lake” i3-1005G1, dengan TDP 15W dan arsitektur 10nm. Prosesor ini memiliki 2 core dengan 4 thread dan base clock di 1.2 GHz serta Turbo Boost di 3.4 GHz. Tentunya, karena merupakan lini Ice Lake, prosesor ini memiliki Integrated Graphics yang lebih powerful jika dibandingkan dengan IGP pada generasi sebelumnya, yakni Intel UHD Graphics dengan 32 Execution Units . Dilengkapi dengan RAM berkapasitas 8 GB DDR4-2666 on board yang memiliki konfigurasi Single Channel. HP Pavilion 13-an1033TU telah menggunakan SSD berkapasitas 512 GB, kapasitas yang cukup besar untuk sebuah SSD di kelas harganya. Bodinya terbuat dari alumunium, sehingga memiliki kesan yang cukup premium dan kokoh saat digunakan.

Kami telah melakukan review dengan berbagai pengujian pada HP Pavilion 13-an1033TU, dan menemukan bahwa Core i3 pada laptop ini terasa seperti sebuah Core i7. Bagi Anda yang penasaran dengan review kami, dapat langsung menyaksikan di bawah ini.

Review Laptop Avita Pura: Stylish dengan 9 Pilihan Warna

$
0
0

Avita kembali menghadirkan laptop terbaru mereka, Avita Pura di Indonesia. Dan seperti seri-seri Avita lainnya, laptop ini hadir dalam banyak pilihan warna bagi calon pembelinya, hingga sembilan pilihan warna. Sedangkan untuk dapur pacunya, terdapat pilihan prosesor Intel Core i3-8145U, Intel Core i5-8265U dan AMD A9-9420E dengan RAM sebesar 4 GB dan kapasitas SSD sebesar 256 GB. Menariknya, walaupun memiliki harga yang tergolong murah, laptop ini sudah dilengkapi dengan layar IPS beresolusi Full HD (1920 x 1080 piksel)

Kami melakukan beberapa pengujian standar pada laptop ini untuk melihat performa yang ditawarkan oleh Avita Pura. Untuk unit yang datang ke Lab kami memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Spesifikasi Dasar

Avita Pura (Rp 4.499.000)
Processor AMD A9-9420E (2-Core/2-Thread, Base 1.8 Ghz/Boost 2.7 GHz)
Motherboard AMD Carrizo FCH-based
Memory 4 GB (1x 4 GB) DDR4-1866 (Single Channel, Soldered, Non-Upgradeable)
Graphics Integrated: AMD Radeon R5 Graphics
Display 14 inch | 1920 x 1080 pixels | 60 Hz | 200 nits | IPS Panel
Storage 256 GB SSD SATA III M.2
Wireless 802.11a/b/g/n/ac & Bluetooth V4.1
USB 2.0/1.1 1 (Type-A Connector)
USB 3.1 Gen 1 (5 Gbps) 1 (Type-A Connector)

1 (Type-C Connector)

USB 3.1 Gen 2/Thunderbolt 3 (40 Gbps) 0
eSATA/USB 3.0 Combo 0
Display Port 0
HDMI 1
DVI 0
D-Sub 0
Ethernet/RJ45 0
Audio In/Out Headphone Microphone Combo Jack
Optical Drive N/A
Battery 36 Wh
Operating System Windows 10 Home S Mode
Dimensions (mm) 33.2 x 22.1 x 1.5 cm (Width x Depth x Height)
Weight (grams) 1300 (Notebook) 206 (Charger)

 

Prosesor AMD A9-9420E merupakan konfigurasi TDP down dari prosesor A9-9420 yang memiliki TDP rating 15W. Konfigurasi ini dilakukan dengan maksud agar prosesor tersebut dapat dijalankan dengan sistem pendingin pasif, atau tanpa kipas (fanless). Dari pengamatan kami setelah membuka penutup bawah dari laptop ini memang tidak ditemukan adanya fan pendingin yang menempel pada komponen CPU.

Prosesor AMD A9-9420E hanya mendukung konfigurasi memori Single Channel, dan RAM 4 GB DDR4-1866 yang terpasang sudah disolder, sehingga pengguna tidak dapat melakukan upgrade RAM pada laptop ini.

Avita Pura menawarkan storage SSD M.2 dengan kapasitas penyimpanan sebesar 256 GB. Sayangnya, tidak terdapat slot/konektor SATA di dalamnya, sehingga pengguna harus mengganti SSD yang terpasang untuk upgrade kapasitas yang lebih tinggi

Untuk pengolah grafisnya laptop ini menggunakan IGP dari APU A9-9420E, yakni Radeon R5 Graphics dengan 192 Shader Units.

Video Review MSI Prestige 14 (Core i7-10710U): Laptop Idaman Content Creator

$
0
0

Laptop cantik yang diluncurkan pada bulan Desember 2019 ini baru saja dikirimkan oleh MSI ke lab. Jagat Review untuk kami uji. Walaupun terlihat tipis dan ringan, laptop ini menyimpan performa yang cukup membuat kami kaget saat pertama kali mengujinya. Yak, ini adalah MSI Prestige 14, sebuah laptop dari MSI yang ditujukan untuk para content creator di Indonesia. Tak hanya berperforma tinggi, laptop ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur yang sangat dibutuhkan oleh para content creator.

MSI Prestige 14: Spesifikasi

Laptop ini hadir dengan prosesor dari keluarga Comet Lake-U, Intel Core i7-10710U, salah satu prosesor terkencang yang memiliki 6-core/12-thread dengan TDP rating di 15W. Prosesor ini memiliki 12 MB Smart Cache dengan base clock di 1.1 GHz dan maximum turbo boost di 4.7 GHz.

Tidak tanggung-tanggung, MSI menanamkan RAM 16 GB LPDDR3-2133 yang telah disolder dengan konfigurasi dual-channel pada laptop ini. Untuk media penyimpanan, MSI Prestige menggunakan 1 TB SSD PCIe NVMe dan tidak terlihat adanya slot SATA di dalam laptop ini.

Prosesor tersebut telah dilengkapi dengan Integrated Graphics Intel UHD Graphics dengan 24 Execution Units yang aktif pada laptop ini. Menariknya, MSI juga menanamkan GPU diskrit pada laptop ini. GPU yang digunakan adalah NVIDIA GeForce GTX 1650 Max-Q. GPU ini memiliki 4 GB GDDR5 dan 1024 Shader Units/CUDA Cores. Base Clock-nya berada di 930 MHz dengan Boost di 1125 MHz. Kartu grafis inilah yang nantinya dapat membuat berbagai pekerjaan content creation nyaman dilakukan di laptop ini.

Desain minimalis dan cantik dengan beratnya yang kurang dari 1.3 Kg dan ketebalan 1.59 cm membuat laptop ini sangat mudah dan nyaman untuk dibawa bepergian walaupun hanya menggunakan tas bahu.

MSI Prestige 14 memiliki layar 14 inci dengan resolusi 4K (3840 x 2160 piksel) dan refresh rate sebesar 60 Hz. Hal lain yang menarik dari laptop ini adalah layar True Pixel Display yang dikalibrasi di pabrik per-unit, color gamut sebesar 100% Adobe RGB, nilai ΔE < 2 dan sudah terverifikasi oleh Calman.

Laptop ini juga telah dilengkapi dengan kamera infra merah yang terletak di atas layar dan pemindai sidik jari yang terletak di touchpad sebagai fitur keamanan yang ditwarkan oleh MSI.

MSI Prestige 14 memiliki satu MicroSD Card Reader dan dua konektor Thunderbolt 3 yang mendukung DisplayPort, Power Delivery dan Data transfer di sisi kirinya. Sendangkan untuk sisi kanan terdapat satu audio combo jack 3.5mm dan dua USB 2.0 Type-A.

Adapter Wi-Fi yang digunakan juga sudah mendukung konektifitas Wi-Fi 6 atau Wi-Fi AX, sehingga laptop ini patut disebut sebagai sebuah laptop untuk masa depan.

Paket Penjualan

MSI menjual beberapa varian dari Prestige 14 dengan harga yang berbeda. Untuk laptop yang kami uji memiliki warna Pure White Limited Edition dan dibanderol dengan harga Rp 27.499.000. Untuk varian ini terdapat bonus berupa MSI Gift Box yang berisi Laptop Sleeve Bag, Dongle dan Keyboard Skin.

Terdapat varian lain yang memiliki warna Carbon Grey tanpa MSI Gift Box dijual dengan harga Rp 25.999.000.

MSI Prestige 14 juga hadir dengan varian RAM 8 GB, Storage 512 GB dengan layar Full HD 100% sRGB yang dapat dibeli di harga Rp 19.999.000.

Preview Pengujian

Kami melakukan pengujian rendering video resolusi 4K 60 fps pada Adobe Premiere Pro menggunakan laptop ini, dengan memanfaatkan GPU NVIDIA GeForce GTX 1650 4 GB Max-Q serta memanfaatkan GPU eksternal NVIDIA GeForce RTX 2080 Super yang terhubung melalui konektor Thunderbolt 3 pada laptop ini. Hasilnya, video rendering menggunakan Software Renderer (CPU Only) membutuhkan waktu 20 menit 24 detik, sedangkan saat menggunakan OpenCL Renderer waktu yang dibutuhkan menurun, menjadi 19 menit 4 detik. Peningkatan yang signifikan terlihat saat kami melakukan render menggunakan CUDA, yakni hanya 4 menit 12 detik. Peningkatan juga terlihat saat kami memanfaatkan GPU eksternal yang dihubungkan melalui Thunderbolt 3, yakni menjadi 3 menit 43 detik.

Video Review: MSI Prestige 14

Sudah penasaran dengan review lengkap kami? Saksikan pada video berikut ini:

Review Acer Predator Triton 500: Tipis, Performa Tinggi, Pendinginan Maksimal

$
0
0

Stereotype dari sebuah laptop gaming umumnya adalah memiliki spesifkasi yang tinggi, namun memiliki bobot dan dimensi yang mungkin sulit untuk bisa dibawa secara mobile. Tapi stereotype ini sedikit demi sedikit mulai berkurang, terutama dengan kehadiran sejumlah laptop gaming yang kini semakin tipis dan mudah untuk dibawa ke mana saja.

Tak lama ini, Acer merilis laptop gaming terbarunya yang tak hanya memiliki spesifikasi tinggi, tetapi juga tipis. Untuk pembahasan kali ini, kami akan mengulas tentang laptop gaming Acer Predator Triton 500.

Desain & Spesifikasi

Acer Predator Triton 500 memiliki dimensi 35,8 x 25,5 x 7,79 cm yang tergolong cukup tipis untuk ukuran laptop gaming berperforma tinggi, dilengkapi dengan bobot 2136 gram dengan material bodi berbahan aluminum dan warna hitam. Layarnya sendiri mengusung besar 15,6 inch Full HD 300Hz berpanel IPS yang telah mendukung NVIDIA G-Sync, memiliki Anti-Glare dan Anti-Ghosting.

Dapur pacu utamanya menggunakan prosesor Intel Core i7-9750H dengan GPU (diskrit) NVIDIA GeForce RTX 2080 with Max-Q design, RAM DDR4-266632 GB Dual Channel, SSD 512 GB SSD PCIe NVMe (2x 256 GB RAID 0), dan IGP HD Graphics 630. Konektivitasnya sendiri menggunakan Killer Wi-Fi 6 AX1650x, Killer E3000 2.5 GbE, dengan cooling system terdiri dari 3 fan Active Cooling System dengan 1 fan untuk CPU dan 2 fan sisanya untuk GPU.

Untuk port atau konektornya, sisi kiri Predator Triton 500 terdiri dari C-In, Gigabit Ethernet, USB 3.1 Gen 1, HDMI 2.0, Microphone Jack, dan Audio Jack. Sementara untuk sisi kanannya terdiri dari Thunderbolt 3, Mini DisplayPort 1.4, 2x USB 3.1 Gen 1, dan Kensington Lock.

Hasil Tes Performa

Untuk Acer Predator Triton 500 ini, kami melakukan benchmark dengan menggunakan sejumlah benchmark utama kami yang terdiri dari Cinebench R15 untuk melihat konsistensi performa dari CPU, 3DMark Fire Strike & 3DMark Port Royal untuk menguji performa dari GPU, dan CrystalDisk Mark untuk pengujian SSD-nya.

Gaming Test

Pengujian selanjutnya tentu saja adalah pengujian Gaming Test dalam mode Turbo, di mana kami mendapatkan hasil pengujian di beberapa game pengujian kami sebagai berikut:

  • CS:GO (1080p Low): 260 – 360 fps
  • Dota 2 (1080p Fastest, 100% Render): 145 – 185 fps
  • Shadow of the Tomb Raider (1080p Highest, RTX Medium): 75 – 95 fps
  • DOOM Eternal (1080p Ultra): 140 – 240 fps
  • Control (1080p High, RTX High, DLSS On): 45 – 60 fps

Video Rendering with Content Creator Adobe Premier Pro CC

Pengujian selanjutnya adalah uji coba laptop gaming untuk rendering menggunakan Content Creator Adobe Premier Pro CC, yang dibagi dalam tahap rendering video 4K dan video 1080p. Hasil yang kami dapatkan sebagai berikut:

Daya Tahan Baterai

Selanjutnya adalah pengujian daya tahan baterainya, di mana kami menguji daya tahan baterainya berdasarkan Video Playback 1080p serta daya tahan baterainya ketika dipakai untuk gaming selama satu jam. Untuk gaming, kami menggunakan Dota 2 dengan kualitas 702p Fastest.

Untuk video playback, dengan IGP Off, Acer Predator Triton 500 dapat bertahan hingga 3 jam 35 menit, sementara IGP On mampu bertahan hingga 6 jam 20 menit. Untuk gaming dengan BatteryBoost Off, baterai tersisa 40% setelah gaming selama 1 jam, sementara BatteryBoost On memungkinkan laptop memiliki sisa baterai 55% setelah dipakai gaming selama 1 jam.

Dan untuk lama pengisian ulangnya, Acer Predator Triton 500 membutuhkan waktu 2 jam 20 menit untuk bisa terisi ulang penuh hingga 100%.

Suhu Kerja

Dalam pengujian menggunakan benchmark Cinebench R15 dan 3DMark Fire Strike, kami juga turut melihat konsistensi dari suhu panas yang dihasilkan. Dengan menggunakan Cinebench R15 yang diulang hingga 20 kali, laptop memiliki suhu panas hingga maksimal 87 derajat Celcius, dengan rata-rata panas yang dihasilkan mencapai 77 derajat Celcius. Sementara dalam 3DMark Fire Strike Stress Test yang diulang 20 kali, laptop menghasilkan panas hingga maksimal 77 derajat Celcius, dengan suhu rata-rata 69 derajat Celcius.

Selengkapnya, bisa disimak lebih lanjut pada video berikut ini:


10 Laptop Gaming Termurah dan Cara Memilih Laptop Gaming + Content Creator

$
0
0

Dengan semakin powerful-nya sebuah laptop, tidak mengherankan jika pasar laptop gaming dan content creator kini semakin kian marak. Mengesampingkan harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan laptop pada umumnya, laptop gaming mampu menawarkan spesifikasi dan kinerja tinggi untuk menunjang kebutuhan para penggunanya terutama dalam bermain game maupun membuat konten yang membutuhkan kerja aplikasi cukup berat.

Nah, dengan makin banyaknya produk laptop untuk gaming atau content creator tersebut, kira-kira laptop yang mana yang cocok untuk Anda, terutama yang dijual dengan harga relatif lebih murah di kisaran Rp 9 juta hingga Rp 15 jutaan?

Video berikut ini akan membahas 10 laptop gaming atau content creator di range harga tersebut, yang pastinya bisa menjadi acuan Anda dalam memilih laptop. Cermati cara kami membandingkan kesepuluh laptop ini serta aspek apa saja yang penting diperhatikan agar Anda bisa memilih laptop yang dibutuhkan, sesuai dengan preferensi pribadi.

Laptop apa saja yang kami maksudkan? Berikut daftar 10 laptop gaming + content creator di rentang harga Rp 9-15 jutaan yang menarik menurut kami:

1. Acer Predator Triton 300

2. MSI Alpha 15

3. MSI GF63 Thin 9RCX

4. HP Pavilion Gaming 15 EC0022AX

5. Lenovo Legion Y540

6. HP Pavilion Gaming 15 EC0001AX

7. Acer Nitro 5

8. Lenovo Ideapad L340 Gaming

9. HP Pavilion Gaming 15 DK0042TX

10. Asus TUF Gaming FX505DD

Untuk jumlah konektor dan variasinya dari tiap laptop yang kami sebutkan di atas, bisa dilihat pada table berikut ini (klik untuk memperbesar):

Hasil Pengujian

Untuk menguji setiap laptop gaming/content creator yang disebutkan, kami menguji dengan menggunakan benchmark Cinebench R15, 3DMark Fire Strike Test, pengujian dengan memainkan sejumlah game, pengujian rendering dengan Adobe Premier Pro CC, serta pengujian baterainya.

3DMark

Cinebench R15

Adobe Premier Pro CC

Gaming Test

Shadow of the Tomb Rider

Assassin’s Creed Odyssey

CS:GO

DOTA 2

Daya Tahan Baterai & Charging Time

Temperature

 

Selengkapnya bisa disimak dalam video berikut ini:

Review Lengkap ASUS Vivobook S14 S433: Tipis, Berperforma Tinggi

$
0
0

ASUS Indonesia baru saja memperkenalkan jajaran produk Laptop terbarunya, yang ditujukan untuk kalangan Millennial maupun Gen-Z yang suka mengekspresikan diri mereka dengan banyak cara. Oleh karena itu, ASUS sangat memperhatikan desain dan penampilan saat mencaiptakan produk yang satu ini.

Laptop VivoBook S14 S433 yang mengedepankan desain dan penampilan unik disamping performa laptop masa kini. Tapi sebaik apakah performa keseluruhannya, baik untuk multi-tasking biasa maupun bermain game hingga membuat konten? Simak pembahasan kami berikut ini!

Desain dan Spesifikasi

ASUS Vivobook S14 S433 hadir dengan form factor Clamshell dan material aluminum alloy ini memiliki dimensi 32.4 x 21.3 x 1.59 cm berbobot 1,41 kg dengan bobot charger sekitar 200 gram, cukup tipis dan ringan untuk dibawa ke mana saja. ASUS Vivobook S14 S433 memiliki opsi warna Resolute Red, Gaia Green, Dreamy Silver, Indie Black ini memiliki tombol Enter yang diberi aksen warna kuning yang diberi nama “Yellow Gen-Z”, sementara keyboard-nya sendiri memiliki resistansi terhadap percikan air.

Laptop ini memiliki besar layar 14 inch Full HD (1920 x 1080 pixel) dengan panel IPS Level, 100% sRGB, serta berbezel tipis berkat NanoEdge Display. Untuk dapur pacu utamanya, ASUS Vivobook S14 S433 mengusung prosesor Intel Core i5-10210U, RAM 8 GB DDR4, storage Intel Optane Memory H10 512 GB dengan terdapat slot M.2 PCIe kosong sehingga pengguna masih bisa menambahkan storage kembali jika 512 GB dirasa tidak cukup. Laptop ini menggunakan GPU NVIDIA GeForce MX250 dan IGP UHD Graphics, audio bersertifikasi Harman Kardon, serta memiliki konektivitas Wi-Fi 6 dan Bluetooth 5.1.

Untuk konektivitasnya, sebelah kiri dari laptop ASUS Vivobook S14 S433 memiliki konektor yang terdiri dari HDMI, USB 3.2 Gen. 1 Type A, USB 3.2 Gen. 1 Type C, dan 3.5 mm Audio Combo. Sementara sisi kanannya merupakan posisi untuk slot Micro SD Card Reader, 2x USB 2.0.

Hasil Tes Performa

Untuk ASUS Vivobook S14 S433 ini, kami melakukan benchmark dengan menggunakan dua jenis benchmark utama kami yang terdiri dari Cinebench R15 untuk melihat konsistensi performa dari CPU dan CrystalDisk Mark untuk pengujian Intel Optane-nya.

Gaming Test

Pengujian selanjutnya tentu saja adalah pengujian Gaming Test, di mana kami mendapatkan hasil pengujian di beberapa game pengujian kami sebagai berikut:

  • CS:GO (1080p Low): 130 – 200 fps
  • Dota 2 (1080p Fastest, 100% Render): 80 – 120 fps
  • PES 2020 (1080p, Low, 80% Render): 60 fps
  • GTA V (1080p, Normal – High): 45 – 55 fps
  • Resident Evil 3 2020 (720p, Recommended): 40 – 60 fps
  • Destiny 2 (1080p, Low – Medium): 35 – 50 fps

Video Rendering dengan Adobe Premier Pro CC

Pengujian selanjutnya adalah uji coba laptop gaming untuk rendering menggunakan Content Creator Adobe Premier Pro CC, yang dibagi dalam tahap rendering video 4K dan video 1080p. Hasil yang kami dapatkan sebagai berikut:

Daya Tahan Baterai

Selanjutnya adalah pengujian daya tahan baterainya, di mana kami menguji daya tahan baterainya berdasarkan Video Playback 1080p serta daya tahan baterainya ketika dipakai untuk Web Browsing selama satu jam.

Untuk video playback, ASUS Vivobook S14 S433 mampu bertahan hingga 11 jam 45 menit. Sementara untuk pemakaian Web Browsing menggunakan Google Chrome, ASUS Vivobook S14 S433 mampu bertahan hingga 9 jam 40 menit.

ASUS sendiri mengklaim bahwa Vivobook S14 S433 memiliki pengisian ulang baterai yang tergolong cepat, di mana bisa dilihat pada grafik berikut ini laptop bisa terisi ulang dari kosong hingga 50% dalam waktu sekitar 40 menit:

Suhu Kerja

Dalam pengujian menggunakan benchmark Cinebench R15 dan 3DMark Fire Strike, kami juga turut melihat konsistensi dari suhu panas yang dihasilkan. Dengan menggunakan Cinebench R15 yang diulang hingga 20 kali, laptop memiliki suhu panas rata-rata mencapai 78 – 94 derajat Celcius. Sementara dalam 3DMark Fire Strike Stress Test yang diulang 20 kali, laptop menghasilkan panas hingga maksimal 86 derajat Celcius.

Harga dan Ketersediaan

ASUS Vivobook S14 S433 varian Intel Core i5-10210U memiliki harga jual Rp 13.999.000, sementara varian Intel Core i7-10510U dijual seharga Rp 15.999.000.

ASUS memberikan ASUS Perfect Warranty untuk laptop ini: layanan premium dimana ASUS akan menanggung 80 persen biaya jasa perbaikan dan spare part untuk kerusakan-kerusakan yang disebabkan kelalaian pengguna. Pengguna hanya perlu membayar sisa 20%.

Selengkapnya, bisa disimak lebih lanjut pada video berikut ini:

Review ASUS ExpertBook B9450: Laptop Tipis-Ringan Terbaik ASUS

$
0
0

Selain memiliki laptop untuk kelas konsumer, ASUS merupakan salah satu brand yang juga memiliki laptop untuk kelas bisnis dengan seri ExpertBook. Di lab pengujian Jagat Review kali ini, tim mendapatkan kesempatan untuk mengulas detil dan performa dari ASUS ExpertBook B9450.

ASUS ExpertBook B9450 yang merupakan laptop kelas bisnis yang tipis dan ringan ini merupakan laptop untuk Project Athena terbaru dari ASUS, di mana pihaknya juga mengklaim bahwa laptop ASUS ExpertBook B9450 sebagai laptop kelas bisnis berukuran 14 inch yang paling ringan.

Sebelum masuk ke dalam pengujiannya, mari kita simak dulu detil spesifikasinya.

Desain dan Spesifikasi

ASUS ExpertBook B9450 memiliki form factor berupa clamshell dengan material utama menggunakan Magnesiun-Lithium, di mana material ini merupakan yang teringan dibandingkan dengan material magnesium-aluminum atau magnesium-alloy. Laptop kelas bisnis ini sendiri sudah memenuhi standar militer berdasarkan US Military Grade MIL-STD 810G, serta telah memiliki coating anti korosi dan oksidasi.

Laptop yang memiliki warna Star Black ini berdimensi 32 x 20,3 x 1,49 cm dengan bobot laptop 1 kg. ASUS ExpertBook B9450 sendiri memiliki varian lain yang berbobot 870 gram dengan baterai 33Wh. Sementara untuk berat charger-nya sebesar 210 gram. Jika ditotal, maka berat total untuk ASUS ExpertBook B9450 ini sendiri hanya berkisar 1,2 kg saja. Dan sebagai informasi, ASUS ExpertBook B9450 juga bisa diisi ulang menggunakan konektor USB Type-C yang umumnya digunakan untuk smartphone biasa.

Untuk layarnya sendiri, ASUS ExpertBook B9450 memiliki besar 14 inch panel IPS beresolusi 1920 x 1080 Full HD dengan refresh rate 60Hz. Layarnya sendiri memiliki 300 nits dan 100% sRGB, dilengkapi Anti-Glare dan mengusung NanoEdge Display dengan bingkai layar 4mm yang tipis. Layarnya juga mengusung desain Ergolift Hinge, di mana layarnya akan sedikit mengangkat bagian belakang laptop ketika dibuka. ASUS sendiri mengklaim bahwa hal ini mampu meningkatkan kenyamanan saat mengetik karena bagian keyboard akan sedikit terangkat untuk memberikan posisi mengetik lebih nyaman. Bagian layarnya dapat dibuka hingga posisi 180 derajat, serta memiliki fitur pengaturan tone warna layar, termasuk Eye Care yang bisa diatur lewat software MyASUS.

Spesifikasi utamanya dari ASUS ExpertBook B9450 mengusung prosesor Intel Core i7-10510U yang merupakan syarat utama sebuah laptop disebut sebagai Project Athena Core i5/i7, di mana prosesor ini merupakan Comet Lake berfabrikasi 14nm, TDP 15W, berbasis 4-core/8-thread dengan clock speed 1.8GHz dan Max Turbo 4.9GHz, serta memiliki 8 MB Intel Smart Cache.

RAM dari ASUS ExpertBook B9450 yang kami uji kali ini sebesar 16 GB LPDDR3 2133 yang merupakan Dual Channel, lagi, adalah syarat Project Athena untuk sebuah laptop memiliki minimal 8 GB Dual Channel. RAM ini merupakan on board dan tidak bisa diupgrade. Untuk storage, ASUS ExpertBook B9450 menggunakan 2x 1 TB SSD PCIe NVMe, dan memiliki Intel UHD Graphics.

ASUS ExpertBook B9450 memiliki kamera beresolusi 720p 30fps yang terletak di bagian bawah layar. ASUS memberikan Webcam Switch berupa switch mekanikal untuk bisa menonaktifkan kamera demi menjaga privasi penggunanya. Laptop juga memiliki IR Camera yang mendukung Windows Hello. Sementara speaker yang terdiri dari dua buah speaker di sisi bawah kanan dan kiri laptop bersertifikasi Harman/Kardon, serta dilengkapi dengan Far-Field Microphone yang mendukung Cortana sebagai salah satu syaratnya sebagai Project Athena.

Konektor untuk ASUS ExpertBook B9450, pada bagian sisi kiri, terdapat 2x Thunderbolt 3, 1x HDMI, 1x USB 3.1 Gen 2 Type-A, dan RJ45 via micro HDMI di mana coverter-nya disediakan di dalam paket penjualan. Sementara di sisi kanan merupakan lokasi untuk audio jack combo dan USB 3.1 Gen 2 Type-A. Sementara untuk konektivitasnya, ASUS ExpertBook B9450 mendukung Intel Wi-Fi 6 AX201 yang telah mendukung WiFi AX, MU-MIMO, dan Bluetooth v5.

Sebagai kelengkapan ASUS ExpertBook B9450 sebagai laptop Project Athena, laptop ini juga memiliki keyboard berupa backlit keyboard dengan 3 tingkat kecerahan dan memiliki resistansi percikan air hingga 66cc, touchpad yang mendukung Windows Precision Driver, dan sekuritas berupa sensor Fingerprint dan kamera Infra Red yang telah didukung dengan Windows Hello.

Pengujian Performa

Sebelum memulai pengujian ini, perlu diketahui bahwa laptop bisnis ASUS ExpertBook B9450 memiliki tiga jenis Fan Profile yang dapat diatur sebagai pengaturan performa prosesor melalui software MyASUS. Tiga profile tersebut adalah:

  • Dynamic, pengaturan kecepatan kipas dilakukan otomatis
  • Whisper, menurunkan kecepatan kipas untuk mengurangi tingkat kebisingan kipas
  • Velocity, meningkatkan kecepatan kipas dan performa laptop

Cinebench R15

Tes pertama dilakukan menggunakan benchmark Cinebench R15 untuk melihat konsistensi dari performa laptop. Tes ini sendiri dilakukan menggunakan tiga Fan Profile yang telah disebut sebelumnya. Dari hasil Cinebench R15 menggunakan tiga profile berbeda, kami mendapatkan hasil skor sebagai berikut:

Cinebench R15 – Dynamic

Cinebench R15 – Whisper

Cinebench R15 – Velocity

Perbandingan konsistensi performa antar tiga Fan Profile dalam benchmark Cinebench R15 bisa dilihat sebagai berikut:

Konsistensi Performa Baterai

Dalam menguji konsistensi performa dalam baterai, kami mengatur laptop ASUS ExpertBook B9450 dalam Windows Power Mode – Best Performance dan menggunakan MyASUS Fan Profile Velocity. Dalam hasil pengujian, didapatkan hasil sebagai berikut:

Sebagai informasi tambahan, pengujian berikutnya kami menggunakan MyASUS Fan Profile Velocity.

Adobe Premiere Pro CC 2020

Tes berikutnya adalah melihat performa laptop ASUS ExpertBook B9450 ketika melakukan rendering pada software Adobe Premiere Pro CC 2020, dalam kualitas 4K dan Full HD. eGPU yang digunakan adalah RTX 2080 Super FE yang dihubungkan via Thunderbolt 3, sementara editing yang dilakukan adalah Color Correction serta Multi Layer.

Hasil dari render untuk 4K adalah sebagai berikut:

Sementara hasil render untuk resolusi Full HD adalah sebagai berikut:

Gaming Test

Untuk performa tes gaming, kami masih menggunakan eGPU RTX 2080 Super FE via Thunderbolt 3. Hasilnya adalah sebagai berikut:

  • CSGO – 1080p Low
    • 179-220 fps
  • Dota 2 – 1080p Fastest | Screen Renderer 100%
    • 87-110 fps
  • Shadow of the Tomb Rider – 1080p High | RTX Medium
    • 60-90 fps
  • Assassin’s Creed Odyssey – 1080p High
    • 43-60 fps

CrystalDisk Mark

ASUS ExpertBook B9450 menggunakan dua buah SSD, sehingga kami pun menguji kedua SSD tersebut dan melihat bagaimana performa secara keseluruhannya. Berdasarkan benchmark dari CrytalDisk Mark, hasilnya sebagai berikut:

SSD 1

SSD 2

Performa Baterai

Dalam menguji performa baterai pada ASUS ExpertBook B9450, kami menggunakan mode Whisper pada Fan Profile, dengan mengatur Screen Brightness di 50% dan Volume di 25%. Hasilnya, untuk Video Playback, ASUS ExpertBook B9450 dapat berjalan hingga 15 jam lamanya, sementara Web Browsing bisa bertahan hingga 12 jam 10 menit. Hasil ini tentunya berada di atas syarat Project Athena di mana performa baterai harus minimal 9 jam secara real-world.

Charging Test

Pada ASUS ExpertBook B9450, terdapat tiga jenis Preset yang bisa diatur lewat MyASUS, di mana preset tersebut termasuk:

  • Full Capacity – charging hingga 100%
  • Balance Mode – charging hingga 80%
  • Maximum Lifespan Mode – charging hingga 60%

Pihak ASUS sendiri membuat klaim bahwa dalam 39 menit, pengisian ulang baterai bisa mencapai hingga 60%. Dalam hasil uji yang kami dapatkan, laptop membutuhkan waktu 40 menit untuk bisa mengisi ulang sebanyak 58% dalam kondisi laptop mati. Sementara 58% ini sendiri setara dengan kurang lebih penggunaan Web Browsing selama 5 jam, atau Video Playback selama 6 jam.

Ketika melakukan tes charging dalam kondisi laptop menyala, Airplane Mode diaktifkan, serta Brightness layar diatur 10%, kami menemukan hasilnya sebagai berikut, di mana laptop membutuhkan waktu sekitar 180 menit untuk bisa terisi penuh 100%:

Tes Suhu

ASUS ExpertBook B9450 memiliki sistem pendingin aktif dengan satu buah fan yang disebut sebagai Advanced Thermal Module, di mana intake panas berasal dari bawah dan exhaust menuju ke arah belakang (layar). Seperti biasa, pengujian untuk suhu atau temperatur laptop dilakukan dengan melakukan loop Cinebench R15 sebanyak 10x.

Hasil dari loop tersebut untuk temperatur kerja (CPU), didapatkan bahwa laptop mencapai panas hingga 97 derajat Celcius pada run pertama. Sementara suhu rata-ratanya sekitar 63 derajat Celcius.

Untuk tes dengan FlirONE, menggunakan loop Cinebench R15 yang sama, terdeteksi bahwa bagian palmrest memiliki suhu sekitar 27-28 derajat Celcius, dan area keyboard sekitar 33-40 derajat Celcius dengan area terpanas pada bagian huruf E/R/T/Y. ASUS sendiri menyatakan bahwa terdapat lapisan Graphite Sheet di bawah bagian keyboard untuk mencegah panas berlebih mengalir ke keyboard ketika digunakan.

Harga dan Paket Penjualan

ASUS ExpertBook B9450 sendiri memiliki beragam varian dengan harga yang berbeda-beda.

Untuk varian dengan Core i7-10510U & RAM 16 GB, terdapat varian sebagai berikut:

  • 2 TB SSD + Windows 10 Pro – Rp 36.999.000,- (yang diuji oleh Jagat Review)
  • 1 TB SSD + Windows 10 Pro – Rp 34.999.000,-
  • 1 TB SSD + Windows 10 Home – Rp 32.499.000,-

Sementara untuk Core i5-10210U & 512 GB SSD terdapat varian sebagai berikut:

  • 16 GB RAM + Win 10 Pro – Rp 30.999.000,-
  • 16 GB RAM + Win 10 Home – Rp 28.499.000,-
  • 8 GB RAM + Win 10 Home – Rp 27.499.000,- (Khusus yang ini baterai 33 Wh, bobot 870 gram)

Paket penjualannya sendiri tergolong lengkap, dengan terdiri dari:

  • Micro HDMI to Ethernet/LAN Converter
  • Sleeve Bag
  • Layanan garansi di tempat/On-Site Service selama 3 tahun

Simak video berikut ini untuk penjelasan yang lebih detil:

Review Lenovo Ideapad 330 (Celeron N4100) & S145 (AMD A4)

$
0
0

Setelah membahas berbagai laptop dengan range harga yang cukup tinggi beberapa waktu belakangan ini, saatnya Tim Jagat Review akan mengulas tentang laptop di rentang harga Rp 3 jutaan yang menurut kami masih tergolong menarik, unik dan lengkap.

Bagi para pembaca yang kerap mengikuti artikel dan pembahasan lengkap dari kami, mungkin sudah tahu bahwa biasanya kami lebih sering melakukan pembahasan laptop yang menggunakan SSD. Opsi menggunakan HDD sebagai storage utama memang membuat sebuah laptop akan memiliki harga yang lebih murah, akan tetapi kami melihat bahwa hal ini sedikit “sayang”, karena dengan menambahkan harga sedikit lagi, pengguna bisa mendapatkan laptop berkualitas yang menggunakan SSD.

Tapi untuk kali ini, kami melirik setidaknya ada dua produk dari Lenovo, yaitu Lenovo Ideapad S145 dan Ideapad 330, di mana walau masih menggunakan HDD, ternyata memiliki keunikan tersendiri yang kerap terlewatkan.

Kali ini, kami akan membahas tentang Lenovo Ideapad S145 dan Ideapad 330 secara bersamaan.

Desain dan Spesifikasi

Kedua laptop ini sama-sama memiliki layar 14 inch dengan resolusi 1366 x 768 piksel, berpanel TN dan memiliki Anti-Glare. Keduanya juga sama-sama memiliki Wi-Fi AC serta Bluetooth. Namun, tentu saja ada perbedaan signifikan dari kedua laptop ini, yaitu dari segi spesifikasi lengkapnya.

Lenovo Ideapad S145 mengusung prosesor AMD A4-9125 (2C/2T) dengan Radeon R3 Graphics, RAM 4 GB DDR4-2133, serta storage HDD 1 TB. Konektornya terdiri dari DC In, HDMI, USB 2.0, 2x USB 3.1 Gen 1 untuk sisi kirinya, serta SD Card Reader, Audio Combo untuk sisi kanannya.

Sementara Lenovo Ideapad 330 mengusung prosesor Intel Celeron N4100 (4C/4T) yang dilengkapi UHD Graphics 600, RAM 4 GB DDR4-2400, serta storage HDD 1 TB. Konektor dari laptop ini hanya terdapat di sisi kiri saja yang terdiri dari DC In, Ethernet, HDMI, USB 2.0, USB 3.1 Gen 1, Audio Combo, dan SD Card Reader.

Hasil Pengujian

Untuk melakukan uji performa dari Lenovo Ideapad S145 dan Ideapad 330, kami menguji menggunakan benchmark yang biasa kami lakukan, yakni Cinebench R15 untuk menguji performa laptop secara keseluruhan dan Crystal DiskMark untuk menguji storage-nya.

Hasil dari Cinebench R15 untuk laptop Ideapad S145 dan 330 bisa dilihat sebagai berikut:

Cinebench R15 untuk Ideapad S145

Cinebench R15 untuk Ideapad 330

Sementara hasil dari performa kecepatan HDD menggunakan Crystal DiskMark bisa disimak berikut:

Crystal DiskMark Ideapad S145

Crystal DiskMark Ideapad 330

Tes Gaming

Harus diakui, memainkan game di kedua laptop ini mungkin terbilang cukup “maksa”, tetapi tidak ada salahnya untuk dicoba. Untuk tes gaming, kami menggunakan dua buah game yang terdiri dari Call of Duty: Modern Warfare 3 menggunakan setting paling rendah di 720p dan GRID Autosport dengan setting yang sama dengan CoD. Hasilnya kami temui sebagai berikut:

  • Call of Duty: Modern Warfare 3 (720p, Setting Paling Rendah)
    • Ideapad S145: 25 – 32 fps
    • Ideapad 330: 25 – 34 fps
  • GRID Autosport (720p, Setting Paling Rendah)
    • Ideapad S145: 35 – 55 fps
    • Ideapad 330: 30 – 50 fps

Daya Tahan Baterai

Dalam menguji daya tahan baterai, kami menggunakan dua cara, yaitu Video Playback resolusi 1080p yang diloop nonstop hingga baterai habis, serta melakukan Web Browsing. Hasilnya adalah sebagai berikut:

  • Video Playback (1080p)
    • Ideapad S145: 6 jam
    • Ideapad 330: 6 jam
  • Web Browsing
    • Ideapad S145: 5 jam 5 menit
    • Ideapad 330: 5 jam 20 menit

Sementara untuk tes Charging, untuk Lenovo Ideapad S145 membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk terisi ulang penuh kembali. Dan Ideapad 330 sedikit lebih cepat dengan membutuhkan waktu sekitar 2 jam saja untuk bisa terisi ulang secara penuh.

Dan untuk suhu kerjanya, kami menguji dengan melakukan looping Cinebench R15. Dari hasil tersebut, Ideapad S145 memiliki suhu tertinggi hingga 50 derajat Celcius sementara Ideapad 330 memiliki suhu hingga 55-60 derajat Celcius.

Hal Menarik Lainnya

Apa saja yang sebenarnya membuat kedua laptop ini cukup menarik untuk dilirik, mengesampingkan spesifikasi dan performanya secara keseluruhan? Dari hasil pembahasan kami, Lenovo Ideapad S145 bisa terbilang menarik karena ternyata laptop ini memiliki slot M.2 PCIe 3.0 x3 yang berfungsi untuk menambah SSD NVMe ke laptop ini, dan telah dilengkapi dengan bonus Microsoft Office Home & Student 2019 dengan nilai hingga Rp 1,9 juta!

Sementara Lenovo Ideapad 330 menarik karena laptop ini masih memiliki DVD Writer untuk para konsumen yang masih membutuhkan fungsi optical drive, serta laptop ini merupakan laptop dengan prosesor Quad Core. Walau bukan sesuatu yang “wah” di mata sebagian konsumen, tetapi berbagai fitur unik tersebut bisa menjadi unggulan dari kedua laptop ini, terutama dengan harga Rp 3 jutaan.

Untuk harga dan detil lain dari kedua laptop Lenovo ini, bisa langsung disimak di video pembahasan lengkap kami:

Review Lenovo Ideapad C340 (Intel Core 10th Gen + GeForce MX)

$
0
0

Apa yang biasanya langsung ada di benak Anda ketika mendengar kata “laptop convertible”? Umumnya akan beranggapan bahwa laptop ini, selain memiliki spesfikasi yang cukup tinggi, harganya juga pasti akan cukup melambung tinggi. Tapi untuk pembahasan lengkap kami berikut ini, walaupun laptop ini berjenis convertible, tetapi harganya tetap masih terjangkau.

Laptop apakah yang kami maksud? Ya, laptop convertible yang akan kami bahas kali ini adalah varian lain dari Lenovo Ideapad C340 yang pernah kami bahas tahun lalu!

Lenovo Ideapad C340 versi Intel Core 10th Gen dilengkapi GeForce MX Series yang akan kami bahas kali ini, menurut Lenovo sendiri, merupakan laptop yang ditujukan untuk anak muda dan para pelajar, dengan kisaran usia di usia generasi milenial dan generasi Z. Hal ini sendiri didukung dengan form factor yang dimilikinya tersebut, convertible, di mana hal ini bisa membantu kerja dan kreativitas para penggunanya.

Desain dan Spesifikasi

Untuk spesifikasi dasar dari Lenovo Ideapad C340 kali ini, ditenagai dengan prosesor Intel Core i3-10110U berbasis Comet Lake yang memiliki fabrikasi 14nm, TDP 15W, 2-Core atau 4-Thread, memiliki base clock 2.1 GHz yang dapat di-boost hingga 4.1 GHz, dan memiliki 4 MB Intel Smart Cache.

RAM yang diusungnya sendiri 8 GB DDR4-2400 berkonfigurasi Dual Channel, dengan 4 GB secara On Board dan 4 GB SODIMM yang dapat di-upgrade. Storage internal menggunakan SSD 512 GB M.2 PCIe NVMe, yang sayangnya tidak memiliki slot SATA. GPU yang dimilikinya terdiri dari Intel HD Graphics 24 EU yang merupakan graphics bawaan prosesor, serta GPU tambahan berupa NVIDIA GeForce MX230 2 GB GDDR5 256 Cuda Cores dengan Base 1519 MHz dan Boost di 1531 MHz.

Form factor yang dimiliki berjenis 2-in-1 Convertible dengan terdapat empat mode penggunaan, yakni: penggunaa Laptop, Tent, Stand, dan Tablet. Pengujian kali ini, laptop Lenovo Ideapad C340 yang datang di lab pengujian memiliki warna Abyss Blue, tetapi laptop convertible ini memiliki pilihan warna lain yaitu Onyx Black dan Platinum Grey.

posisi penggunaan laptop
posisi Tent
penggunaan Stand
penggunaan Tablet

Laptop yang bermaterial polikarbonat ini memiliki dimensi 32,8 x 22,9 x 1,79 cm dan berbobot laptop 1,575 kg, dengan bobot charger-nya sebesar 215 gram membuat total beratnya menjadi 1,79 kg. Masih tergolong ringan untuk sebuah laptop convertible yang bisa dibawa ke mana saja secara mobile.

 

Layarnya sendiri berukuran 14 inch dengan panel TN beresolusi HD 1366 x 768 piksel, refresh rate 60Hz, memiliki 220 nits dan 45% NTSC. Layar dari laptop ini merupakan layar Glossy/Glare serta Touchscreen dengan dukungan 10-finger gesture. Sebagai tambahan untuk penggunaan convertible-nya, Lenovo juga turut menyediakan Lenovo Active Pen di dalam paket penjualannya.

 

 

Walau mungkin bukan fitur yang umumnya digunakan oleh sebagian pengguna, Lenovo Ideapad C340 menyematkan kamera dengan kualitas 720p 30fps yang terletak di bagian atas layar utamanya. Sebagai tambahan fitur keamanan, terdapat Privacy Shutter khas Lenovo di mana akan membantu melindungi privasi penggunanya dari para peretas yang hendak mengakses webcam. Sementara untuk audio, terdapat speaker yang berlokasi di sisi bawah kanan dan kiri laptop.

Konektor yang dimiliki oleh Lenovo Ideapad C340, di sebelah sisi kiri terdapat DC-In, HDMI 1.4b, USB 3.1 Gen 1 Type-C, dan Audio Jack Combo. Sementara di sisi kanannya, terdapat Nova Button yang berguna untuk mengakses Recovery, tombol Power utama, SD Card Reader, serta 2x USB 3.1 Gen 1 Type-A.

Untuk konektivitasnya sendiri, laptop ini menggunakan Qualcomm Atheros QCA9377 yang telah memiliki dukungan untuk Wi-Fi AC, MU-MIMO, serta Bluetooth. Keyboard dari laptop ini sendiri adalah jenis chiclet khas Lenovo Ideapad, yang sayangnya juga tidak disertai dengan backlit. Dan untuk Touchpad-nya sendiri terletak di Center to Space Bar yang tidak memiliki klik kanan atau kiri secara tampilan fisik, serta mendukung Windows Precision Driver. Terakhir, keamanan yang diberikan Lenovo untuk laptop ini selain Webcam Privacy Cover adalah Fingerprint Scanner yang terletak di bawah-kanan posisi keyboard.

Pengujian Performa

Lenovo menyediakan tiga buah Performance Setting pada Lenovo Ideapad C340 miliknya ini yang dapat diatur dan diubah melalui Lenovo Vantage atau menggunakan hotkeys “Fn + Q”. Adapun tiga profil yang dimaksudkan tersebut terdiri dari:

  • Intelligent Cooling, merupakan mode Default dengan menyeimbangkan kecepatan kipas, suhu dan performa keseluruhan
  • Cool n Quiet, di mana mode ini menurunkan kecepatan kipas dan prosesor agar noise dan panas berkurang
  • Performance, mode ini akan memaksimalkan peforma dan kecepatan kipas

Cinebench R15

Tes pertama kami menggunakan Cinebench R15 yang di-loop selama 10 kali, dengan membandingkan ketiga jenis Performace Setting yang ada pada laptop untuk dilihat konsistensi performanya. Hasilnya bisa dilihat lewat grafik perbandingan berikut ini:

Pengujian menggunakan Cinebench R15 berikutnya, kami menggunakan mode Performance, tetapi tanpa menggunakan charger atau On-Battery menggunakan pengaturan Windows Power Mode – Best Performance. Tanpa charger, dapat dilihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dengan pengujian dilakukan menggunakan charger bawaan.

3DMark Fire Strike

Pengujian selanjutnya adalah menggunakan 3DMark Fire Strike, di mana pengujian ini dilakukan untuk melihat performa dari GPU yang dimilikinya, yaitu GeForce MX230 2 GB, di mana skor graphics yang didapatkan adalah sebesar 2764.

Sebagai informasi tambahan, pengujian performa yang dilakukan dalam pembahasan kali ini dilakukan dalam Performance Mode, kecuali pengujian baterai.

Adobe Premiere Pro CC 2020

Untuk melihat apakah laptop masih mumpuni untuk meng-handle pekerjaan content creator, pengujian selanjutnya adalah melakukan render video menggunakan Adobe Premiere Pro CC 2020. Video yang diuji kali ini memiliki durasi 2 menit 7 detik dengan Editing yang dilakukan terdiri dari Color Correction dan Multi Layer.

Untuk hasil tes 4K Render, Software Only membutuhkan waktu 40 menit 41 detik, sementara OpenCL membutuhkan waktu 26 menit 32 detik, dan CUDA hanya membutuhkan 10 menit 18 detik.

Sementara hasil tes untuk Full HD Render, Software Only membutuhkan waktu 14 menit 45 detik, OpenCL membutuhkan waktu 15 menit 59 detik, dan CUDA hanya membutuhkan waktu 4 menit 57 detik.

Gaming Test

Tak hanya untuk content creation atau pekerjaan remeh saja, laptop convertible ini kami tetap uji untuk performa dalam menjalankan game tertentu. Menggunakan beberapa game yang biasa kami pakai ketika menguji laptop pada umumnya, dan mengatur dalam setting tertentu, hasil yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:

  • CSGO – 720p Low
    • 80-130 fps
  • Dota 2 – 720p Fastest | Screen Renderer 100%
    • 44-70 fps
  • Honkai Impact 3 – 768p Low | All effect OFF
    • 85-120 fps
  • Pro Evolution Soccer 2020 – 720p Low
    • 60 fps
  • GTA V – 720p Low
    • 40-70 fps

Crystal DiskMark

Pengujian berikutnya adalah menguji performa dari storage internal laptop itu sendiri di mana laptop Lenovo Ideapad C340 ini menggunakan SSD. Hasil yang kami dapatkan adalah sebagai berikut:

Performa Baterai

Untuk menguji performa baterai dari Lenovo Ideapad C340 ini, kami mengatur mode-nya menggunakan mode Intelligent Cooling, di mana ini adalah mode default dari laptop ketika dibeli. Dengan mengandalkan kapasitas 45Wh, dan diatur dalam setting 50 Screen Brightness & 25% Volume, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

  • Web Browsing: 10 jam 40 menit
  • Video Playback: 12 jam 30 menit

Sebagai perbandingan, Lenovo mengklaim bahwa daya tahan baterai laptop ini bisa mencapai sekitar 8 jam pemakaian, sehingga hasil yang kami dapatkan kali ini melampaui ekspektasi awal.

Charging Test

Lenovo menyediakan fitur Rapid Charge pada Lenovo Vantage yang dapat diaktifkan sewaktu-waktu. Mode ini memungkinkan laptop untuk melakukan charging baterai hingga penuh dengan lebih cepat dibandingkan mode biasa.

Tanpa menggunakan Rapid Charge ini, laptop membutuhkan waktu 30 menit untuk bisa mengisi baterai hingga 32%, kemudian 60 menit untuk 64%, 90 menit untuk 87%, dan total sekitar 120 menit untuk 100% penuh.

Sementara menggunakan Rapid Charge ON, dalam 30 menit baterai bisa terisi hingga 47%, di mana hal ini setara dengan Video Playback sepanjang 5 jam 30 menit dan Web Browsing 4 jam 40 menit. Dan di menit ke 60, baterai terisi hingga 86%, di mana lagi-lagi hal ini melebihi ekspektasi awal karena Lenovo mengklaim baterai akan terisi penuh 80% dalam waktu 1 jam. Dan untuk bisa terisi penuh 100%, laptop membutuhkan waktu 90 menit pada Rapid Charge ON ini.

Sistem Pendingin

Lenovo Ideapad C340 yang kami bahas kali ini memiliki sistem pendingin aktif dengan dilengkapi 3 buah fan dan 1 heatpipe. Sistem pendingin ini memiliki intake panas dari bawah dan mengeluarkannya (exhaust) ke arah belakang.

Untuk menguji temperature kerja laptop, kami menggunakan benchmark Cinebench R15 yang bekerja 10 kali loop untuk CPU dan Fire Strike Stress Test untuk GPU. Hasilnya, CPU menghasilkan panas maksimal hingga 77 derajat Celcius dengan rata-rata panas 74 derajat Celcius. Sementara GPU memiliki panas hingga maksimal 68 derajat Celcius dengan suhu rata-rata 64,3 derajat Celcius.

Sementara mengukur suhu menggunakan FlirONE, ketika laptop melakukan gaming GTA V, area palmrest memiliki suhu di bawah 30 derajat Celcius dengan area WASD memiliki suhu sekitar 30-35 derajat Celcius. Suhu tertinggi yang kami temukan berada di sekitar tombol 6-7-8 dengan suhu hingga 43 derajat Celcius.

Untuk harga dan paket penjualannya, juga detil lebih lengkap terkait pembahasan Lenovo Ideapad C340 bisa disimak di video berikut ini:

Viewing all 671 articles
Browse latest View live